Jumat, 04 Januari 2013

Thailand Kehilangan Gelar Eksportir Beras Terbesar Dunia

erhitung sejak tahun 2012, Thailand telah kehilangan gelar sebagai pengekspor utama beras dunia yang digenggamnya selama 30 tahun terakhir. Volume ekspor beras Negara Gajah Putih tersebut berada di urutan ketiga setelah India dan Vietnam.Data Kementerian Pertanian Amerika Serikat melaporkan Vietnam mampu mengekspor beras dengan volume mencapai 7,6 juta ton di 2012, naik 10% dibandingkan 2011. Sementara ekspor beras India melebihi 9,5 juta ton.
Asosiasi Eksportir Beras dan Kementerian Perdagangan Thailand menyebutkan negaranya mengekspor 6,9 juta pada tahun 2012, turun 35,5% dari 10,7 juta ton dari 2011. Dari total ekspor 6,9 juta ton, sekitar 1,7 juta merupakan kerjasama antar negara yang justru menjadi pertanyaan dari pihak swasta Thailand.
"Kesepakatan antar pemerintah tersebut salah satunya pengiriman 300.000 ton beras ke Indonesia pada awal 2012. Transaksi lainnya masih menjadi misteri bagi kami karena kami melihat tidak ada catatan dari mereka," kata Chookiat Ophaswongse, Presiden Kehormatan Asosiasi Asosiasi Eksportir Beras Thailand, seperti dilansir Bangkok Post, Jumat (4/1/2013).
Asosiasi eksportir menyalahkan perjanjian perdagangan antar negara sebagai penyebab penurunan ekspor beras. Dalam skema ekspor, pemerintah berjanji membeli gabah beras dari petani dengan harga tetap sebesar 15.000 baht (US $ 484) per ton. Sementara untuk beras berkualitas lebih tinggi mencapai 20.000 baht per ton.
Skema ini merupakan salah satu kebijakan populis pemerintah erkuasa yakni Partai Pheu Thai untuk memenangkan pemilihan umum Juli 2011. Pemerintah telah menyatakan akan terus melakukan skema ini sepanjang 2013 karena menguntungkan petani.
Sejak memulai program pada bulan Oktober 2011, pemerintah menimbun lebih dari 10 juta ton beras karena harga yang terus naik US US$ 100 sampai US$ 200 di atas pesaingnya di pasar internasional.
Bank Dunia memperkirakan Thailand akan kehilangan 115 miliar baht (US $ 3,7 miliar) pada tahun lalu karena langkah penimbunan tersebut. Kerugian muncul karena mereka menjual dengan harga saat ini.
Bank Dunia meramalkan harga beras dunia rata-rata akan jatuh dari US$ 580 per ton pada 2012 menjadi US$ 520 tahun ini karena kenaikan produksi terutama di India dan China.
"Saya pikir tahun ini China akan mengimpor lebih sedikit dan India akan terus mengekspor, sehingga persaingan akan sulit dan Thailand akan dibiarkan menggantung," kata Chookiat. (NUR/SHD)

0 komentar:

Posting Komentar